Apa yang ada disini?

Senin, 04 April 2016

Groupthink




Berdasarkan penelitian Irving Janis
Groupthink (pemikiran kelompok) didefinisikan sebagai suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan mereka kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada.
Irving Janis, di dalam bukunya Victim of Groupthink (1972), menjelaskan apa yang terjadi di dalam kelompok kecil dimana anggotanya memiliki hubungan baik satu sama lain. Mempelajari pengambilan keputusan dalam kebijakan asing, Janis menyatakan  bahwa ketika anggota kelompok memiliki nasib yang sama, terdapat tekanan yang kuat untuk menuju pada ketaatan.
Janis yakin bahwa apabila kelompok yang kemiripan antaraanggotanya tinggi dan memiliki hubungan baik satu sama
lain gagal untuk menyadari sepenuhnyaa akan adanya pendapat yang berlawanan , ketika mereka menekan konflik hanya agar mereka dapat bergaul dengan baik, atau ketika anggota kelompok tidak secara penuh mempertimbangkan semua solusi yang ada, mereka rentan terhadap groupthink. Ia berpendapat bawa ketika kelompok sedang berada dalam groupthink, mereka serta merta akan terlibat dalam mentalitas  “menjaga keharmonisan kelompok” (Janis, 1989, hal 60). Hingga pada titik ini, menciptakan perdamaian lebih penting dari pada membuat keputusan yang jelas dan sesuai.

Asumsi groupthink
Tiga asumsi penting yang menuntun teori ini adalah :
1. terdapat kondisi-kondisi didalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi.
2. pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu
3. kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat kompleks.

1. terdapat kondisi – kondisi didalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi.
Ernest Borman (1996) mengamati bahwa anggota kelompok sering kali memiliki perasaan yang sama atau investasi emosional, dan sebagai akibatnya mereka cenderung untuk mempertahankan indentitas kelompok. Pemikiran kolektif ini biasanya menyebabkan sebuah kelompok memiliki hubungan yang baik dan memiliki kohesivitas tinggi.
2. pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu
Hal ini biasanya merupakan kegiatan yang menyatu maksudnya, orang dengan tidak sengaja menganggu jalannya pengambilan keputusan dalam kelompok kecil. Para anggota biasanya berusaha untuk dapat bergaul dengan baik, Dennis Gouran (1998) mengamati bahwa kelompok-kelompok rentan terhadap batasan afiliatif, yang berarti bahwa anggota kelompok lebih memilih untuk menahan masukan mereka dari pada mengambil resiko ditolak.
3. kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat kompleks
Dalam mendiskusikan asumsi ini , kita melihat pada kompleksitas dari kelompok kecil dan kemudian pada keputusan yang muncul dari kelompok ini. Pertama, anggota kelompok kecil harus teruss menyadari banyak alternative yang tersedia bagi mereka dan mampu untuk membedakan alternatif-alternatif ini . selain itu, anggota kelompok tidak boleh hanya memahami tugas yang sedang mereka tangani melainkan juga orang-orang yang memberikan masukan ke dalam tugas tersebut.

Gejala Groupthink
1. Penilaian Berlebihan terhadap kelompok
    a. Ilusi akan ketidakrentanan , didefiniskan sebagai keyakinan kelompok bahwa mereka cukup istimewa untuk mengatasi rintangan atau permasalahan apapun.
    b. Keyakinan akan moralitas yang tertanam didalam kelompok, mereka mengadopsi pemikiran bahwa “kami adalah kelompok yang baik dan bijaksana” (Janis , 1982, hal 256). Karena kelompok menganggap diri mereka baik, maka mereka percaya bahwa pengambilan keputusan mereka akan baik pula.
2. Ketertutupan Pikiran
     a. Steriotip kelompok Luar, yaitu persepsi streotip mengenai rival atau musuh. Streotip ini menekankan bahwa lawan terlalu lemah atau terlalu bodoh dalam membalas kritik.
     b. Rasional Kolektif , merujuk pada situasi dimana anggota-anggota kelompok tidak mengindahkan peringatan yang dapat mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali pemikirian dan tindakan mereka sebelum mereka mencapai suatu keputusan akhir.
3. Tekanan untuk mencapai keseragaman
     a. Sensor diri, merujuk kepada kecendrungan para anggota kelompok untuk meminimalkan keraguan mereka dan adanya argument-argumen yang menentang.  Mereka mulai memikirkan ulang ide-ide mereka sendiri.
     b. Ilusi akan adanya kebulatan suara, menganggap bahwa diam adalah tanda setuju.
     c. Self appointed mindguards, anggota-anggota kelompok yang melindungi kelompok dari informasi yang tidak mendukung. Para mindguards yakin bahwa mereka bertindak demi kepentingan terbaik kelompok mereka.
     d. Tekanan terhadap para penentang, melibatkan adanya tekanan tekanan terhadap anggota kelompok yang menyatakan opini, pandangan, atau komitmen yang berlawanan dengan mayoritas.  

Sumber Referensi : West and Turner, 2007, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, Jakarta : Penerbit Salemba Humanika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar